Helloow
terimakasih masih setia dengan Bocah radiography. Kali ini ayo kita sama-sama
belajar tentang Teknik Pemeriksaan Radiografi Histerosalpingografi (HSG). Histerosalpingografi
atau HSG sendiri pengertiannya adalah Pemeriksaan secara radiologi organ reproduksi
wanita bagian dalam pada daerah uterus, tuba fallopii, cervix dan ovarium
mengunakan media kontras positif. Pemeriksaan ini biasanya sering dilakukan
pada ibu-ibu dengan indikasi Infertil baik primer maupun sekunder. Akan tetapi
juga bisa dilakukan untuk indikasi-indikasi lain yang tentunya merupakan
kelainan pada organ reproduksi wanita.
Indikasi Histerosalpingografi (HSG)
Indikasi pemeriksaan Histerosalpingografi adalah :
a. Menentukan keberhasilan tindakan operasi sterilitas,
b. Sterilitas primer maupun sekunder untuk melihat normal
tuba (paten tidaknya tuba),
c. Fibronyoma pada uteri,
d. Hypoplasia endometri,
e. Perlekatan-perlekatan dalam uterus,adenomiosis.
Kontra
Indikasi
Kontra Indikasi dari pemeriksaan HSG adalah :
a. Menstruasi,
b. Peradangan dalam rongga pelvis,
c. Persarahan dalam kavum uteri,
d. Alergi terhadap bahan kontras,
e. Setelah dikerjakannya curettage,
f. Kecurigaan adanya kehamilan.
A.
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
- Pelaksanaan Pemeriksaan HSG
Sebaiknya
pemeriksaan HSG dilaksanakan pada masa Subur / Fertile efektifnya yaitu 10 hari setelah HPHT (Hari Pertama Haid Terahir). Akan tetapi pada prakteknya tidak
pasti sperti itu. Untuk pasien dengan siklus haid Normal ( Haid 7 hari) maka
pemeriksaan dilakukan 10-14 hari setlah HPHT. Dan untuk pasien dengan siklus haid tidak Normal maka pemeriksaan
dilakukan 3-4 hari setelah haid selesai
- Persiapan Pasien
Persiapan
penderita untuk pemeriksaan HSG adalah sebagai berikut :
a.
Penderita sejak hari pertama menstruasi yang
terakhir sampai hari kesepuluh tidak diperkenankan melakukan persetubuhan
(koitus) terlebih dahulu.
b.
Pada pemeriksaan sebaiknya rektum dalam
keadaan kosong, hal ini dapat dilakukan dengan memberi penderita tablet
dulcolak suposutoria beberapa jam sebelum pemeriksaan atau sebelum lavemen.
c.
Untuk mengurangi ketegangan dan rasa sakit,
atas perintah dokter penderita dapat diberi obat penenang, dan anti spasmodik.
d.
Sebelum pemeriksaan yang dilakukan penderita
untuk buang air kecil terlebih dahulu untuk menghindari agar penderita tidak
buang air selama jalannya pemeriksaan sehingga pemeriksaan tidak terganggu dan
berjalan lancar.
e.
Berikan penjelasan pada pasien maksud dan
tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan, serta jalannya pemeriksaan agar pasien
merasa aman dan tenang sehingga dapat diajak kerjasama demi kelancaran
pemeriksaan.
- Pemasukan Media Kontras
Pemasukan
media kontras bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan HSG Set dan dengan
Katerer. Media kontras yang dipakai adalah media kontras positif jenis Iodium
water soluble yang sering digunakan adalah Urografin 60%, Urografin 76 %.
a. Pemasukan
media kontras menggunakan HSG Set
· Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah
vagina diberikan menggunakan desinfektan, diberi juga obat antiseptik daerah
cervix.
·
Spekulum digunakan untuk membuka vagina dan
memudahkan HSG Set masuk kemudian bagian dalam vagina dibersihkan dengan
betadin, kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah
uteri.
· Siapkan HSG set yang telah dimasuki media
kontras, sebelum dimasukkan terlebih dahulu semprotkan media kontras sampai
keluar dari ujung HSG set..
· Dengan bantuan long forcep, HSG set dimasukan
perlahan ke ostium uteri externa.
· Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan
dan mulai disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
· Media kontras akan mengisi uterus dan tuba
fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil radiografinya
·
Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian
daerah vagina dibersihkan.
b. Pemasukan
media kontras menggunakan Kateter
· Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah
vagina diberikan menggunakan desinfektan, diberi juga obat antiseptik daerah
cervix.
· Spekulum digunakan untuk membuka vagina dan
memudahkan kateter masuk kemudian bagian dalam vagina dibersihkan dengan
betadin, kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah
uteri.
· Spuit yang telah terisi media kontras
dipasang pada salah satu ujung kateter, sebelumnya kateter diisi terlebih
dahulu dengan media kontras sampai lumen kateter penuh.
·
Dengan bantuan long forcep, kateter dimasukan
perlahan ke ostium uteri externa
· Balon kateter diisi dengan air steril
kira-kira 3 ml sampai balon mengembang diantara ostium interna & externa,
balon ini harus terkait erat pd canalis servicalis, kemudian spekulum dilepas.
· Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan
dan mulai disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
· Media kontras akan mengisi uterus dan tuba
fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil radiografinya
·
Balon dikempeskan dan kateter dapat ditarik
secara perlahan
·
Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian
daerah vagina dibersihkan.
B.
PROYEKSI
Untuk
pemasukan media konrad dengan HSG set maupun kateter proyeksi yang digunakan
sama. Foto diambil dengan proyeksi sebagai berikut.
·
AP Plan foto
·
AP dengan Kontras
·
Oblik dengan Kontras
·
AP Post miksi
- Proyeksi
AP
Proyeksi
AP ini digunakan untuk plan foto, proyeksi setelah dimasukannya media
kontras,dan post miksi. Prosedurnya sebagai berikut:
Posisi Pasien : pasien tidur supine di atas meja pemeriksaan untuk plan
foto dan post miksi, lakukan
posisi Lithotomi
saat pemasukan HSG Set atau kateter dan untuk proyeksi AP setelah pemasukan
media kontras.
Posisi Objek : Daerah pelvis true AP dan atur MSP tbuh
pada pertengahan kaset atau meja pemeriksaan. Atur kaset pada posisi membujur.
Central Ray :
Vertical tegak lurus film
Central Point: 5 cm proximal symphisis phubis
- Proyeksi Oblique
Proyeksi
Oblique ini digunakan untuk proyeksi setelah dimasukannya media kontras pada
vagina. Prosedurnya sebagai berikut:
Posisi Pasien: Pasien tidur semi supine ke salah satu sisi tubuh (LPO atau RPO)
Posisi Objek : Atur daerah pelvis posisi oblik kira-kira 45
derajat. Atur kaset pada posisi membujur.
Central Ray :
Vertical tegak lurus film
Central Point: 5 cm proximal symphisis pubis
- RPO : 2 cm
kearah kiri
dari MSP
- LPO : 2 cm kearah kanan dari MSP