yupzz...... kali ini belajar pemeriksaan Fetografi yukk :D. Fetografi adalah pemeriksaan radiografi pada ibu hamil dengan menggunakan sinar-X yang bertujuan untuk melihat kondisi janin. Pemeriksaan ini hanya dilakukan setelah usia kehamilan mencapai trimester ketiga. Pemeriksaan ini juga dikenal dengan pemeriksaan Foto Polos Abdomen (FPA) Gravid Reproduction. Karena pemeriksaan ini dilakkan pada ibu hamil tua maka perlu penekanan beban radiasi seminimal mungkin (Proteksi perlu di perhatikan). Oleh karena itu sekarang pemeriksaan ini banyak digantikan dengan pemeriksaan dengan USG. Akan tetapi walaupun pemeriksaan ini sudah banyak ditinggalkan tidak ada salahnya kita mengetahui tentang prosedur pemeriksaan fetografi ini.
Proteksi radiasi yang bisa dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Faktor Ekspose yang cukup (High kV Technique)
b. Hindari pengulangan foto, lakukan prosedur dengan tepat
c. Luas penyinaran seminimal mungkin
Kegunaan Fetografi ini antara lain untuk menentukan umur kehamilan (pada trimester ketiga) jika tampak epifise distal femur maka umur kehamilannya 36 minggu, sedangkan jika yang tampak epifise proksimal femur maka umur kehamilannya 38 minggu. Pemeriksaan fetografi juga bisa untuk menentukan letak janin apakah letak kepalanya Preskep (diameter kepala dijalan lahir), Presbo (posisi pantat/glutea yang berada di jalan lahir), ataukah Posisi Lintang (diameter kepala berada di samping). Menentukan jumlah janin apakah tunggal, gemelli, atau bahkan multiple. Dan juga untuk menentukan tanda janin mati (pengganti USG) apakah ada pertumbuhan atau tidak.
Tanda kamatian janin pada gambaran fetografi akan tampak antara lain :
a. Adanya Robert Sign’s
Robert Sign’s dapat dilihat pada pemeriksaan ini ciri-cirinya yaitu :
· Ada udara di sistem sirkulasi
· Adanya maserasi jaringan dan elemen darah yang mati
· Timbul gas CO2, sebagian O2 dan N2
· Adanya gas yang masuk ke dalam jaringan, terlihat dengan adanya gambaran radiolusent bulat
· Lobulated di daerah jantung
· Tampak gambaran pohon bercabang dari hepar disebabkan masuknya gas ke hepar
· Tanda tersebut terlihat setelah 12 jam - 1 minggu setelah janin meninggal
b. Adanya Horner Spalding Sign
Ciri-ciri adanya Horner Spalding Sign adalah :
· Adanya overlaping diameter tulang calvaria
· Terlihat setelah 24 jam – 3 minggu dari waktu setelah kematian janin
c. Deules Halo Sign
Adanya Deules Halo Sign ciri-cirinya yaitu:
· Adanya udara berupa gambar radiolusen antara calvaria dan lemak subcutan
· Gambaran terlihat 2 hari – 32 minggu sesudah setelah janin mati.
d. Atoni, hypotoni pada janin
Ciri-cirinya yaitu:
· Angulus /vertebra kolaps/ terbentuk garis
· Gibbes Appereance diketemukan oleh Schmids’s
· Kolaps dinding thorax
· Hyperekstensi tulang belakang/jungmann
· Hiperfleksi tulang belakang
· Tulang kerangka tidak beraturan atau disintegrasi tulang-tulang (dianggap sebagai tindak lanjut)
Perawatan Post Pemeriksaan fetografi yaitu:
· Apabila ada perdarahan (dari placenta previa) pasien perlu istirahat, atau dilakukan tindakan emergency.
· Lakukan observasi pasien
· Siapkan peralatan resusitasi atau respirasi oksigen bila pasien sesak nafas
Teknik Pemeriksaan
1. Persiapan Pasien
Untuk persiapan pemeriksaan Fetografi ini tidak perlu persiapan khusus pasien hanya melakukan pengosongan blass (VU) dengan cara buang air kencing.
2. Persiapan Alat
- Film 30 x 40 cm
- Pesawat kemampuan cukup 80 - 90 kV
- Grid
- Marker
3. Proyeksi yang Dilakukan
Foto diambil dengan proyeksi sebagai berikut.
· Anteroposerior (AP)
· Lateral
Proyeksi AP
Prosedur teknik dengan proyeksi Anteroposerior (AP) sebagai berikut:
Posisi Pasien :
Pesien diatur dalam posisi tidur terlentang (supine) diatas meja pemeriksaan, kemudian atur MSP tubuh pada pertengahan meja
Posisi Obyek :
Atur posisi rongga abdomen agar berada di pertengahan kaset batas atas kaset setinggi diafragma dan batas bawah pada symphisis phubis. Posisikan knee joint sejajar dan tidak ada rotasi pada tubuh.
CR : Vertikal tegak lurus kaset
CP : Pertengahan kedua Crista Iliaca setinggi vertebra lumbal tiga
Ekspose : Ekspirasi, tahan nafas
Proyeksi Lateral
Prosedur pemeriksaannya sebagai berikut:
Posisi Pasien :
Atur pasien pada posisi tidur miring salah satu sisi tubuh pada meja pemeriksaan
Posisi Obyek :
Atur daerah abdomen pada pertengahan film dan kedua tungkai fleksi maksimal untuk fiksasi pasien agar lebih nyaman atur axillare plane atau MCP tegak lurus meja pemeriksaan.
CR : Vertikal tegak lurus kaset
CP : Pertengahan film setinggi crista iliaca atau vertebra lumbal tiga
Ekspose : Ekspirasi dan tahan nafas